“MUTIARA TANPA CELA”
            Seperti malam biasanya. Pak Rahmad selalu mengisi malamnya dengan bermunajah pada Rabbnya. Bibirnya basah dengan bacaan dzikir. Seketika bibirnya yang komat-kamit terhenti saat gendang telinganya mendengar derap langkah kaki. Diintipnya sumber suara itu dari pintu kamarnya. Terlihat sosok laki-laki tinggi besar yang sibuk memincingkan matanya ke kanan dan ke kiri untuk memastikan keadaan aman. Mengetahui kondisi tersebut, pak Rahmad menyadari bahwa pemuda itu hendak mencuri di rumahnya. ”Ya ALLAH,,, tidak ada yang bisa dicuri di rumahku. Jika memang mencuri adalah profesinya, tolong berikan hidayahMU padanya ya Rabb !!” ucap pak Rahmat sembari beranjak menuju ketempat tidurnya. Meskipun matanya masih enggan mengatup, ia paksa mata sipitnya untuk berpura-pura tidur. Memberikan kesempatan pada pemuda asing itu mencuri di rumahnya. Pemuda itu hanya celingukan mencari barang yang bisa dicuri. Sampai matanya tertuju pada sebuah peti dengan ukiran-ukiran arab yang indah dengan warna kuning keemasan. Diambilnya peti itu seraya matanya waspada dengan keadaan sekitar. Senyum puas menghiasi wajahnya. Bergegas ia langkahkan kakinya meninggalkan rumah pak Rahmat.
*****
            Udara pagi yang sejuk menambah kesegaran panorama alam. Mentari masih enggan menampakkan sinarnya. Di sebuah rumah kecil terlihat seorang pemuda menenteng peti berwarna kuning keemasan. Tak salah lagi, pemuda itu adalah pencuri yang menyusup ke rumah pak Rahmat semalam. Pemuda yang kerap di paggil Jaka itu sudah tak sabar membuka peti kecil yang diperolehnya. Matanya terbelalak melihat apa yang ada didalam peti curiannya. Hanya tumpukan kitab-kitab kuning yang ditemukannya. Hatinya menggerutu. Dikutukinya dirinya. Ia berniat membuang kitabnya. Tapi hati kecilnya enggan melakukannya. Dengan langkah malas dia beranjak menuju almari dekat ruang tamunya. Ditatanya kitab-kitab itu dialmarinya.
“Subhanallah,,, “ ucap tetangganya yang kebetulan niat bertamu kerumah jaka yang takjub.
“kenapa pak Firman?” Tanya jaka heran.
“Tak disangka mas Jaka ini pernah nyantri juga ya!!”
“Hehehe,,iya pak saya tidak mau orang-orang kampung tau saja kalau saya ini dulu pernah nyantri. Yang penting bagi saya adalah ilmu yang saya dapatkan bisa manfaat”
“Lho justru itu mas Jaka kenapa tidak mengamalkan ilmu di kampung ini. Misalnya dengan membantu mengajar diniyah atau mengisi ceramah mingguan di masjid.”
“Iya insya ALLAH pak,,”ucap jaka sembari tersenyum
“oya mas Jaka saya kesini tadi berniat mengundang mas Jaka diacara kawinan anak saya. Kalau mas Jaka tidak sibuk tolong hadir juga diacara khatamannya”
“Iya insya ALLAH pak,,” hati jaga miris dengan kebohongan yang telah diucapkannya. Jangankan khataman al-qur’an. Membaca tulisan arab saja dia belum bisa. Dia bingung apa yang harus dilakukannya.
*****
            Berita tentang Jaka telah menyebar dikampungnya. Hingga banyak orang-orang kampung dan tetangga desanya yang berbondong-bondong datang kerumahnya. Namanya sangat dikenal. Hingga semua orang memanggilnya ustad. Dirinya begitu disegani oleh warga desanya. Tapi ada yang aneh darinya. Tiap kali orang datang kerumahnya minta solusi apapun Jaka selalu menyuruhnya untuk menulis segala macam keluh-kesah mereka, dengan alas an dia sangat sibuk. Beruntung semua orang menurut. Tak ada diantara mereka yang berperasangka buruk padanya. Hal itu membuat hati Jaka semakin resah. Bingung dengan apa yang harus diperbuatnya. Tiap kali ada yang bertanya tentang apapun itu membuat Jaka terpaksa sowan ke rumah kiyai-kiyai tersohor di daerahnya. Dengan menyerahkan kertas-kertas pertanyaan dan permintaan solusi dari warga desanya. Hal tersebut terus berlangsung hingga tiap hari semakin bertambah orang-orang yang datang ke rumahnya. Dengan terpaksa Jaka lebih sering sowan ke rumah pak kiyai. Dia juga terpaksa belajar sholat dan mengaji dari salah seorag kiai yang sering disowaninya. Saking seringnya sowan ke rumah pak yai, berbagai petuah tanpa sengaja mulai dihafalnya.
            Berawal dari sebuah keterpaksaan menjadi sebuah kebiasaan. Itulah yang saat ini dirasakan oleh Jaka. Sering ia kunjungi rumah-rumah kiai yang telah banyak berbagi ilmu dengannya. Bahkan ada salah seorang kiai yang sudah dianggap seperti keluarganya sendiri. Seorang kiai yang kerap disapa dengan sebutan kiai Fatih itu seorang ulama besar didaerahnya. Hal tersebut membuat Jaka berniat mengabdikan dirinya.
“Jaka !!” kiai Fatih disela-sela obrolannya dengan Jaka. Berawal dari seringnya Jaka sowan, belajar sholat dan mengaji di kediaman kiai Fatih, membuat kedekatan mereka bertambah erat.
“Iya pak yai”
“Sepertinya sudah waktunya kamu untuk menikah dan mengelola pondok pesantren”ucap pak kiai fatih to the poin tanpa ba bi bu ke Jaka.
“Ehmm,,,eh eeehmm,, anu pak yai anu,, itu saya merasa belum siap”jawab Jaka gugup.
“Jangan menunda sunah Rosul  kalau kamu memang sudah waktunya. Kalau masalah ekonomi jangan di jadikan beban.”
“Bukan begitu pak kiai. Saya meras belum pantas untuk memimpin pondok pesantren. Selain itu saya juga belum bisa menjadi imam yang baik untuk istri saya. Ditambah lagi siapa yang mau sama saya pak yai?”
“Kalau kamu bersedia saya niat menikahkan anakku Intan Nur Salsabila denganmu” Jaka hanya bungkam. Bahagia tapi sedih. Dia meresa kerdil jika harus bersanding dengan farida. Seorang wanita soleha yang hafizh qur’an. Sedangkan dia adalah mantan maling yang dianggap ustad oleh warga desannya. Belajar sholat dan mengaji karena terpaksa gara-gara semua orang menganggap dia seorang ustad. Tak seimbang rasanya jika wanita sebaik farida mendapatkan seorang suami sepertinya.
“Jaka”panggil pak kiai melenyapkan fikiran Jaka yang melayang tanpa arah.
“Iya pak kiai,, Tapi apakah saya pantas bersanding dengan putri pak kiai. Saya merasa tidak pantas pak yai. Ditambah lagi untuk memimpin poondok pesantren. Ilmu saya masih cetek dan seorang mantan preman seperti saya apa pantas pak yai menjadi pemimpin pondok pesantren.”
“Dengar ya Jaka,,, tidak ada manusia yang sempurna. Semua orang pasti memiliki masalalu dalam hidupnya. Semua tergantung dari mereka ingin tetap dengan masalalunya atau ingin merubah masa depannya dengan memperbaiki kesalahannya dimasalalu. Kita ini keturunan orang yang salah. Masalah mampu atau tidak semua itu butuh proses. Jadi jangan pernah kamu merasa dirimu itu rendah. Teruslah belajar menjadi lebih baik. Aku tidak memaksamu. Fikirkanlah dulu.”
“Iya pak kiai” senyum manis mengembang diantara keduanya. Suasana kembali mencair ketika Jaka mulai bertanya a,i,u tentang kisah-kisah islami. Sesekali tawa meledak diantara keduannya.
*****
            Bintang-bintang malam mulai bertengger dalam bentangan awan hitam. Rembulan tampak begitu sempurna. Angin-angin malam menggoyangkan ranting-ranting kekokohan. Dingin mulai menelusup celah-celah kediaman penghuni alam. Tampak seorang pemuda tertunduk pasrah dalam renungan-renungan kisah masalalunya. Ia tengadahkan tangannya. Penuh penyesalan atas segala kelalaiannya. Hatinya terluka bila kisahnya menjelma bayang-bayang keburukan perangainya. Fikirannya khusyuk menulusuri kisah-kisah hidupnya. Untaian-untaian do’a pembersih dosa ia lantunkan. Butiran-butiran air mata membasahi kedua pipinya. Usai bermunajah ia ulurkan tangannya sembari mengecup kening istrinya. Jaka tersenyum bahagia melihat balasan senyum isrinya sehingga menampakkan kedua lesung pipinya.
“Mas Jaka sibuk apa tidak?”
“Ada apa ya habibati ?”
“Boleh adek minta tolong mas?’’
“Apapun yang bisa kulakukan akan ku penuhi segala pintamu ya hibabati”goda Jaka sembari mengusap lembut kedua pipi istrinya. Farida hanya tersenyum geli mendengar rayuan suaminya. Dia beranjak dari duduknya dan mengambil mushaf kecil diatas almarinya.
“Adek ingin memuroja’ah hafalan adek mas,,”diulurkannya mushaf kecil itu kepada suaminya. Jaka tersenyum. Hatinya berkali-kali mengucap syukur pada Rabbnya yang telah memberikan banyak kebahagiaan padanya. Terutama istri sholehah. Merupakan hadiar terindah dan terbesar untuknya. Wanita yang dengan ikhlas menerimanya dengan masalalu buruknya. Hatinya bagai mutiara. Seorang wanita bagai mutiara dalam karang di dasar lautan. Dimana semua orang tak mampu menjangkaunya. Ia begitu terjaga maruahnya. Tutur katanya yang selalu menentramkan hati yang pendengarnya. Kerap kali Jaka menyinggung masalalu buruknya dan mengatakan bahwa wanita yang baik seharusnya mendapatkan pria yang baik pula. Namun tiap kali Jaka mengucapkan itu istrinya selalu menjawab bahwa dialah yang terbaik untuknya karena ALLAH SWT tahu yang  mana yang terbaik untuknya. Benar-benar mebuat Jaka tak henti mengucap syukur. Baginya istrinya bagaikan mutiara tanpa cela.

with my partner Faddilatusolikah

Amoeba Secantik Amirah
Oleh : Medika Mutiara
Pagi ini hari pertama Amirah memasuki sekolah barunya, SMA Cendikia. Ia bangga diterima di sana karena menurutnya ini merupaka sekolah terbaik di negerinya. Pintu mobilnya terbuka, perlahan kaki mungilnya berjalan memasuki sekolah dengan percaya diri. Sebagai siswa baru tentunya Amirah melakukan ritual wajib yang harus dilewati semua anak di penjuru negeri. Di mana anak bangsa dipaksa tersenyum karena ada senior ‘sok penguasa’.
Dari kejauhan nampak wajah-wajah tanpa dosa sekelompok anak manusia berdiri di samping pintu gerbang, menanti kedatangan siswa baru yang dijadikannya korban pelampiasan emosinya karena alasan terlambat. Merekalah panitia MOS Cendikia, angkatan kami menyebutnya ‘penunggu gerbang misterius’. Dengan cepat Amirah mengambil jarak untuk lompatan harimaunya dan ia terobosi pagar yang hampir tertutup itu. Tanpa tersadar ada sepasang mata yang mengintai tajam sosok mungil berhijab itu. Segera Amirah mengambil langkah seribu menghindari penunggu gerbang itu.
Peluit panjang berkumandang memanggil peserta MOS untuk upacAmirah apel. Terdengar suAmirah danton mengumpulkan semangat peserta,“A-MOE-BA?” ujarnya lantang bak memimpin upacAmirah. Amoeba, sebutan peserta MOS SMA Cendikia Bangsa, “Anak Moerid Baru”. “Cendikia Istimewa, prestasi Luar Biasa” sontak seluruh Amoeba.
. . .
Dalam “Job Notes” Amirah, tercatat daftar tugas makanan yang harus dibawa selama MOS Cendekia. Panitia tidak memberi daftar makanan begitu saja, mereka memberikan kosakata-kosakata aneh yang harus didefinisikan terlebih dahulu. Namun Amirah mampu menebak kosakata itu karena ia selama ini sastra itu dunianya.
Hari pertama : King Juck Fruit (ternyata buah pisang Raja Nangka) , H2SO3 cokelat (cocacola), dan Gandum lautan api (roti bakar)
Hari kedua      : Bilangan '2,3,5' (Air minum cap Prima) , Buah trenggiling (buah salak), dan Guling Sobek Berdarah (roti panjang isi stroberi)
 Hari ketiga     : Dewi Sri Berjemur rasa nangka, semangka, durian (nasi Goreng rasa buah), Batu-bata belanda (oncom), minuman ringan membangkitkan ulama (NU Green Tea)
. . .
Kamu saya hukum karena kamu melanggar tugas. Hukumannya, kamu harus mengatakan cinta pada Ketua Angkatan Kami. Pokoknya harus ngrayu dia sampai dia mau. Nih nembaknya pake ini” Kak Farhan sembari memberikan pisang kepada Amirah.
 “Haduh,  boro-boro kenal tau orangnya aja enggak.” Amirah berguman.
Heh, siapa namamu?
Siap, Amirah kak!
Oke, Amirah! Cepat lakukan saja, atau hukuman saya tambah lagi.
Siap, laksanakan kak!
Amirah keluar meninggalkan ruangan, dirinya tak tahu kemana harus berjalan mencari seseorang yang berpredikat Ketua Angkatan yang dikehendaki kakak seniornya itu. Tak sengaja ia bertemu dengan Kak Dika, sepupunya yang sekaligus menjabat sebagai KetUm MOS tahun ini. Kak, ketua angkatannya siapa?”tanya Amirah.
Jangan tanya kakak, tanya yang lain aja!”
Amirah lalu beranjak pergi, berjalan dengan lemah, dan memasang muka mendung penuh kekecewaan.
Karena tak tega, Kak Dika mempercepat langkah kaki menghampiri adiknya. Namanya Kak Adi. Sekarang dia di sekertariat bawah.” Lalu Kak Dika berlalu begitu saja.
. . .
“Maaf permisi, Kak Adi ya?”
Sosok pemuda itu berbalik badan dan tersenyum begitu manis, “Iya. Ada yang bisa saya bantu?”
Bagas Permadi Ramadhani. Nama yang bagus, mana orangnya ramah banget, gak kayak senior yang di kelas tadi! ujar Amirah lirih.
“Kenapa bengong? Oiya dengan siapa ya?”
“Nama saya Amirah Kak, amoeba.”
“Ada keperluan apa ya dek Amirah?”
“Jadi begini Kak. Amirah lagi dihukum sama kakak senior yang ada di kelas.”
Kak Adi hanya tersenyum tipis, “Memangnya kamu ngapain tadi?”
“Ya masak tadi di suruh makan permen sebuah buat sekelas secara bergantian gitu. Amirah duduk di depan sendiri kan tadi. Jadi kalau urusan makan permen, Amirah kebagian urutan kedua setelah Medika kak. Nah, waktu tadi permennya udah di bagian Amirah, trus Amirah makan sendiri deh itu permennya, Amirah habisin. Biar yang lain gak makan sisa jilatan orang lain.Trus Amirah dapat hukuman deh dari kakak senior yang super nyebelin itu.”
“Kok gitu Amirah? Kakak senior itu sebetulnya mengajarkan apa arti kebersamaan dan kekompakan melalui permen.”
Kasihan kak, gimana kalau ada yang punya penyakit, trus menular ke temen yang lain? Amirah  cuma kasian sama temen-temen Amirah yang paling belakang, dia cuma dapat sisa jilatan dari orang lain. Mana Amirah lihat temen-temen banyak yang udah pengen nangis dan mual waktu disuruh melakukan itu, ya meskipun mereka belum makan, tapi Amirah tetep gak tega Kak. Gimana kalau permennya udah di comot itu ganti di comot ini. Gimana kalau yang nyomot notabenenya ikhwan-akhwat gitu. Gak kebayang dunia,
“Iya Amirah, kakak tahu. Tujuanmu memang baik, tapi ini MOS. Kakak senior pasti sudah mempertimbangkan dengan selektif dalam hal ini.” Tersenyum dengan pendapat Amirah yang lumayan nyleneh tapi bisa dimasukin akal pikirannya. Ia mulai tertarik padanya, apalagi ketika Amirah mengucapkan nama “ikhwan-akhwat”. Unik banget nih anak! Gumannya dalam hati.
Tiba-tiba bel istirahat telah berbunyi. Tanda saatnya ritual makan ala MOS Cendikia. Satu persatu siswa baru memadati lapangan upacAmirah, tempat makan bersama.
Namun salah seorang kakak panitia MOS Amoeba mengumandangkan beberapa patah kalimat di depan para Amoeba, “Sambil menikmati makanan yang ajib, kalian akan melihat hiburan yang tak kalah menyenangkan dari salah seorang Amoeba, yuk kita panggil Amirah.” Amirah tersentak kaget mendengar hal itu. Oh apa lagi ini? Hukuman yang tadi aja belum kelar. Pikirnya saat itu.
Suara peluit panjang memanggil Amirah untuk menghadap kakak senior itu.“Hormat senior, hormat panglima amoeba” Amirah ucapkan dengan lantang, posisi tegap bak upacAmirah penghormatan tamu agung. Salam kehormatan para Amoeba pada senior,
Hormat suci diterima.” Balas kakak senior yang berdiri di antara para Amoeba yang sedang duduk menikmati makanan yang tak layak dimakan, bagaimana tidak. Nasi goreng rasa nangka, apel dan semangka diaduk jadi satu. “Sekarang kalian tonton hiburan yang tak boleh terlewatkan ini. Teman kalian, Amoeba yang berdiri di samping panglima besar akan menghibur kalian, dia akan mengungkapkan cinta pada senior terhormat kami, yuk kita panggil juga Kak Adi” sosok itu melanjutkan pembicaraanya. Suasana makin mengharu biru saat itu.
Nampak dari jauh Kak Dika, sepupu Amirah mengerutkan dahinya. Mungkin ia tak mengerti, sebagai KetUm MOS Amoeba sepertinya acara ini tak ada dalam duplikasi catatannya. Ia begitu kaget ketika bola mata Amirah dari jarak yang cukup jauh tertuju padanya dengan roman wajah lesu, namun segera Kak Dika memasang senyum terindahnya menyemangati saudara kesayangannya. Mungkin belum ada yang tahu bahwa Amirah adalah adiknya.
Sementara, dari kejauhan Nampak Kak Adi berjalan menuju lapangan upacara dengan santai seolah tiada beban. Apa dia gak malu? Tanya Amirah dalam benaknya.
 “Ayo lakukan!” Sebuah spiker yang disodorkan senior terkiller membuat Amirah tersadar dari lamunannya.
“Ehm. Kak, maaf sebelumnya.” Ucap Amirah lirih pada Kak Adi.
Kak Adi hanya tersenyum misterius sembari menganggukkan kepalanya. “Ehem” Amirah memulai bersuAmirah pada spiker itu. Bola matanya berputar-putar mencari ide yang biasanya datang tak diundang.
“Beberapa jam yang lalu. Kali pertamanya kulihat kau berdiri tegak lurus lantai. Tak sengaja kulihat alismu yang berbentuk setengah lingkAmirahn berdiameter 4 cm. saat itulah kurasakan sesuatu yang lain padamu. Kurasakan cinta yang rumit bagaikan invers matriks berordo 5x5.” Amirah menghela napas sejenak, mengusir rasa grogi yang menyelimuti hampir seluruh tubuhnya. Kerudung putih bersih tersibak angin yang menerpa wajahnya, Amirah tertunduk hendak menjaga pandangannya yang memang seharusnya tetap terjaga. Lagi-lagi, Kak Adi tersenyum misterius menatapnya.
 Satu jam yang lalu, waktu kembali mempertemukan kita. Kurasakan cintaku bertambah, bagaikan deret divergen yang mendekati tak hingga. Limit cintaku bagaikan limit tak hingga. Aku semakin yakin, hukum cinta kita bagaikan hukum kekekalan trigonometri sin2+cos2 = 1. Kurasakan dunia bagai kubus ini menjadi milik kita berdua. Dari titik sudut yang berseberangan, kau dan aku pasti bertemu di perpotongan diagonal ruang. Bagaimana gerangan hatimu?” Amirah menyelesaikan senjata ampuhnya masih dalam keadaan tertunduk malu.
Cerdas juga ini anak! Bertambah rasa kagum Kak Adi pada amoeba muslimah itu.
Semenjak bertemu denganmu, energi statik benih cintamu telah mengejutkan gaya pegas jantungku, sehingga jantungku berdetak tak beraturan bagaikan gelombang bunyi gendang yang tak beraturan saat aku berada beberapa meter darimu. Refleksi cahaya cintamu telah membunuh urat mataku sehinga membiaskan bayangan wajahmu yang selalu di otakku.” Jawab Kak Adi terlihat tak mau kalah dengan Amirah,
“Jazakumullah Kak. Assalamu’alaykum.”
. . .
Hari yang dinanti-nanti para Amoeba kian mendekat. Sekitar sejam ke depan, MOS Cendikia berakhir. Penindasan tamat. Saat ini acara Apel di Joglo, pengumuman Amoeba terfavorit putra dan putri, serta pengesahan aktor dan aktris terbaik panitia MOS Cendikia.
Sempat tercengang begitu lama. Saat kak MC super killer memanggil nama “Amirah Ahlami Adzra” sebagai Amoeba terfavorit putri. Dan teman sekelasnya, “Ahnaf Ahwaz” sebagai Amoeba terfavorit putra. Sorak sorai dari kelas Amoeba 2 mengembang karena kedua Amoeba terfavorit dari kelas itu. Amirah hanya tersenyum tipis, “Kalian bangga karena kalian tidak tahu. Kita jadi terfavorit karena tak ada amoeba lain yang selalu dihukum tanpa sebab yang jelas selain kita.” Rasa takut Amirah pun telah sirna, hilang dilahap waktu. Sepatah dua patah kata semangat dan pesan suci terucap dari kakak-kakak senior. Kata maaf berjatuhan di joglo itu. Kini Amirah tersadar bahwa semua hanya penggenap cerita MOS SMAnya, hanya kenangan, mungkin bisa jadi kakak-kakak seniornya tertarik padanya sehingga selalu dijadikan kambing hitam.
Namun jalan menuju kebebasan masih satu lagi. Saatnya upacara resmi penutupan MOS Amoeba dari pihak sekolah. Upacara terlihat cukup khidmat, para Amoeba dan senior begitu antusias mengikutinya karena saat itu adalah detik-detik terakhir menuju kebebasan. Amirah pun begitu, ia nampak tersenyum terbebas dari penindasan. Namun, tiba-tiba dunianya kembali meredup. Saat namanya terpanggil sebagai siswi dengan surat cinta terbaik dan diharuskan membaca di depan. Saat MOS Amoeba hari kedua memang Amoeba disuruh membuat surat cinta.
Dengan kekesalannya, Amirah mendekati sumber suara. Perlahan ia menatap mata-mata yang tertuju padanya, tak sadar bahwa ada sepasang mata yang menatapnya tajam sedari tadi. Tak sengaja sepasang bola matanya bertemu dengan bola mata pengintai itu, Kak Adi, sontak langsung Amirah mengalihkan pandangan dan membaca surat cintanya.
Lewat surat ini kutuliskan sebuah pernyataan tentang lima aksara yang terpendam di lubuk hatiku sejak kumengenalmu. Tak bisa kupungkiri bahwa hati selalu haus oleh bayangmu, jiwaku selalu merindu, pikiranku selalu mengenang, dan lidahku tak pernah kelu menyebut namamu. Engkau laksana minuman yang menyegarkan dan menghilangkan dahaga kalbuku. Cintaku padamu adalah cinta suci, tak tercampur dengan nafsu walau sebutir debu. Meskipun orang mencela, mengusir, dan menyia-nyiakan diriku.
Kurasa cinta bagai ilham dari langit yang menerobos dada dan bersemayam dalam jiwa. Dan kini aku akan mati karena asmara yang telah melilit seluruh nurani. Aku terlalu awam dengan nama CINTA. Saat pertama kali aku mengenal nama cinta tersadar bahwa kini aku mencintaimu, kurasa api neraka telah menyala bersiap memanggang nafsu , tak henti kumenangis ketakutan. Sejak kukenal cintamu, aku tiba di lembah air mata ini bahkan tak bisa kukatakan siapa sebenarnya diriku. Ajari aku siapa yang bernama cinta? ...............................................................................................................................................................................................................................................................................
Terlihat para guru, siswa yang terpesona dengan karya si anak ingusan berbalut hijab lebar ini. Sementara Amirah masih meneruskan deklarasi cintanya.  
Dalam benak Amirah terucap lirih “puisi ini untukmu, hanya mengenalmu sesaat namun kutak kuasa memaknainya, namun diamku lebih baik.” (*)


Kegiatan ini adalah acara tahunan sekolah menanggapi ekskul pramuka yang formalitasnya itu WAJIB gitu. Judulnya sih “Kemah Ilmiah dan Pramuka 2012” tapi sering banget disebut “Kemah Besar” disingkat KB. Acara ini diadakan oleh sekolah dengan bantuan kakak-kakak yang super hebat, Dewan Ambalan Fatahillah-Fatmawati yang rela membantu mengurusi acara ini, padahal temen-temennya yang lain enak-enak di rumah tidur mungkin. Haha, hebat-hebat..
Oke, aku akan cerita dari persiapan buat kemahnya sampai acara ini selesai. Sebelumnya aku mau ngenalin sanggaku ‘Pendobrak C’  dan anggota sanggaku itu ada Arba (Wakil), Lisa (Bendahara), Lia (Sekertaris),Novita, Syifa, Resha (kebetulan sedang berhalangan ikut kemah ini) dan aku sendiri yang jadi pinsa. Haha, sanggaku itu super sekalii.. Menggeje,

H-2 sebelum KB, tepatnya Kamis, 21 Juni 2012
Jadi, waktu itu kita ngadain rapat sangga gitu, ngecheck dan ngingetin apa-apa dan siapa aja yang bawa barang-barang buat KB ini. Cukup singkat sih rapatnya. Terus setelah itu, aku, Lisa, dan Syifa pergi ke toko pramuka di perempatan Wirobrajan itu untuk beli-beli barang apa aja yang harus dibeli. Cukup lama sih, hehe. Terus kita balik lagi ke sekolah. -------- Nah sorenya, aku di rumah nyiapin dan buat alat-alat yang digunakan buat KB. Eh, habis maghrib aku baru ingat, kita belum jadi buat gapura, terus aku langsung sms temen-temen sanggaku, akhirnya aku sama Lisa buat kesepakatan buat di rumah Lisa, yang untungnya rumahnya gak jauh dari rumahku jam 19.00. Ya, akhirnya malam-malam Lisa pergi ke toko pramuka yang di perempatan Wirobrajan itu buat beli tongkat sebanyak 9 buah ini (gak bayangin repotnya bawa tongkat pake motor lagi). Oke, terus setelah itu aku dan Lisa malam2 nyoba rancangan gapura ini. Ehm, yang ngerjain cuma berdua sih (ya mungkin karena udah malam, pada gak boleh keluar), terus dengan sok-sok aku dan Lisa bilang “Kita Strong” wkwkww :P, malam-malam gergaji tongkat, narik-narik dengan tali, haha.. Sesuatu banget pokoknya. Hingga akhirnya setelah jadi dan menurutku itu lumayan bagus sih, tapi akhirnya dilepas lagi, karena bingung bawanya gimana, yayaa oke, hingga jam menunjukkan pukul 21.30 dan aku pulang. Cukup gokil, malam itu.

H-1 sebelum KB, tepatnya Jum’at, 22 Juni 2012
Hari itu agendanya aku ada rapat kelas, rapat SCOUD gitu nama yang deket di hatiku. Ekyaaa :P Jadi, kelasku mau rapatin siapa yang mau jadi dimas-diajengnya SCOUD buat acara Polah Raga di KB. Eh, kemarin itu ada 4 calon pasangan dari SCOUD. Awalnya sih kita milih ‘Nike-Michael’, ya kalau menurutku sih mereka cocok, mukanya juga hampir mirip kalau dilihat sekilah. Wehehe, peace ya :P. Lagian si Michaelitu orangnya rajin kalau suruh belajar, ya kali aja sih mereka berdua mau. Ehm, awalnya sih mereka berdua mau (mungkin karena terpaksa udah dipilih sama anak2 SCOUD). Tapi ya akhirnya, mereka bilang gamau, gak ada kostum, gak ngerti daerah adat jawa timuran gitu. Eh iya, kelasku dapat undian daerah “Jawa Timur”. Ehm yaudahlah, ini di bahas nanti aja deh. Terus dikit demi sedikit anak-anak pada pulang, hingga cuma tinggal aku, Ella, Brillant, Obed, Putu, dan Yulfan. Dari tadi kita bingung mikirin guyon matonnya gimana. Sebenernya aku pengen pulang sih, capek rasanya, tapi aku gak enak sama anak-anak yang masih ada di situ, aku harus bantuin mereka, sampai2 otakku panas gak kunjung punya ide buat kelas kita di KB itu. Aah, gokil Hanik bisa galau habis gara-gara itu.
 Eh, tiba-tiba sekitar jam 13.00 ada seorang guru yang masuk ke kelas, “Hanik ada?”, sesaat mukaku langsung tambah suram. Dan guru itu tanya lagi “Hanik mana?”. Yaudah oke, aku mendekat ke beliau. Terus ternyata aku dapat surat undangan buat ngehadirin acara “Pembinaan OPSI” yang jadwalnya bareng dengan KB hari pertama. Sesaat  aku pengen nangis, waktu dijelasin apa2 buat acara OPSI itu. Tau kenapa? Karena ada sesuatu kata hampir sederet kalimat yang gak pas dihatiku, aku ngerasa aku dimarahin, aku dipaksa harus ikut. Ya mungkin karena aku sedang bingung waktu itu, ditambah lagi masalahku dengan beberapa guru karena masalah OSN-ku. Ya, sesaat aku nangis di kelas, capek banget rasanya sering dapat tekanan, huft oke. Untung ada Ella, Obed dan Yulfan yang nyemangatin aku, makasih ya buat kalian. Oiya, makasih buat seluruh keluarga SCOUD yang selama ini selalu nyemangatin aku dan bantu ringanin masalahku. Kalian keluargaku terhebat. Love you guys :*
Oh iya hampir lupa, setelah beberapa saat ada pak cleaning servicenya sekolah yang nyaranin ke aku buat masukin barang-barang di depan XI IA 1 biar gak hilang sih. Nah untungnya ada Mas Ganjar yang lewat terus ‘bapaknya tadi’ bilang ke beliau buat masukin peralatan KB itu ke dalam kelas. Hehe, aku kabur habis itu. Eh gataunya Mas Ganjar lewat depan kelasku dan nyuruh aku bantuin masukin peralatan itu, mungkin karena waktu itu para DA nya sedang survey, jadi gak ada yang piket jaga alat-alat itu. Yaudah deh aku bantuin beliau aja, kasian angkut-angkut sendiri dan barangnya cukup banyak. Dengan sok strongnya aku bawa ember gede warna merah (hayo punya siapa?), eh ternyata berat banget, yaudahlah tetep semangat ngangkat, meski setelah itu rasanya sesuatu banget, itung-itung bantuin orang. Wekekeke.
Malamnya aku nglembur ngerjain proposal OPSI yang super dadakan ngasih taunya, ngerjainnya sambil nangis sampai larut malam, tidurpun hanya setengah jam karena ketiduran, bangunnya mual-mual sakit perut, tapi bukan Hanik kalau gak semangat berjuang terus sampai selesai, dan akhirnya aku teringat mungkin teman yang akan kujadikan curhat malam itu hanya Dia, dan aku segera mengambil air wudlu utk shalat tahajud dan mengadu. Untung, ada Mba Shinta yang nemenin aku sms.an karena dia juga harus ngelembur ngerjain proposal OPSI yang serba dadakan, 1 hari jadi. Iiihh waw, hebat deh anak-anak OPSI sekolah kita, J

KB hari pertama, Sabtu, 23 Juni 2012
KB hari pertama itu aku gak ikut acara pagi sampek soreL karena ada acara OPSI yang selesainya jam 16.00 itu. Aku orangnya suka petualangan sih, main-main di alam, jadi sayang banget gak bisa ikutan sama temen-temen sanggaku di hari pertama, gak ada kesan buat tenda, gak ada kesan buat gapura, gak ada kesan apel pembukaan acara KB ini. Haha, kasian banget. Kerjaanku pagi hari itu hanya duduk di ruangan mendengarkan pembinaan terus pindah untuk tempat konsultasi tentang OPSI kelompokku. Sesaat kepalaku pusing lagi, ada kesalahan teknis dalam OPSI kelompokku. Yayayaa, cukup di iyakan dulu lah, tau sendiri kalau aku lagi bingung malah gak bisa mikir. Eh  tiba2 aku inget, harusnya aku (wakil sanggaku) dan Neni (wakil sangga Pendobrak D) buat maju acara Sesorah. Eh, maaf kakak DA, jadinya sanggaku gak ada yang makilin. :P Oke, nyampek di tempat kemah, terlihat temen2 yang lain sedang apel sore, terus habis itu jalan2 buat observasi KTI. Di jalan aku, Lisa, Nico (panggilannya Ocin kalau di kelas) malah sedikit bahas yang lain, ampun Kak L Haha, asyik kok. Dan akhirnya aku dan Lisa milih tema “Reaktor Biogas Skala Rumah Tangga” buat KTI nya.
Malamnya seingatku acaranya adalah “Ngronda”.  Kalau gak salah, aku dapat kloter 5 deh. Kita jalan malam menuju beberapa pos tujuan. Dan akhirnya kita nyampek di pos 1. Haha, terjadi pembludakan kloter di sana. Kekurangan kakak DA kali ya. Pos 1 itu seingatku pos “pencium, peraba, dan perasa”. Tapi aku lagi gak niat ikutan itu, jadi ya temenku yang lain yang ikutan. Maaf teman, lagi badmood. Dan aku hanya duduk di pagar tembok yang gak terlalu tinggi bareng Opa dan Fadilah, ngomongin apa ya kemaren. Haha, gausah di ceritain, ndak malah masalah sama orangnya ntar, eh :P. Setelah kloter 5 udah pada selesai di pos 1 dan akan melanjutkan jalan ke kloter 2, tapi tiba2 Mba Ari yang dating dan bilang “dek Hanik, kamu tunggu di situ dulu” dan temen2 kloterku melanjutkan perjalanan tanpa aku. Sedih L Dan aku duduk di pos deketnya Mba Nisa dan Mas  Rois jaga, ya akhirnya aku di suruh bantuin Mas Rois nyenterin pas nuangin minuman buat pos perasa itu, daripada kurang kerjaan. Rasanya aku kesepian waktu itu. Huft, akhirnya selesai juga sampai kloter 10 setelah nungguin kayak orang hilang, eh rasanya emang kayak orang ilang beneran. Dan kemarin yang di suruh nunggu di pos itu aku dan Anita.
Setelah itu akhirnya Anita dan Mba Nisa mutusin buat balik ke basecamp. Dan aku, aku melanjutkan perjalanan bersama kakak-kakak DA (kalau gak salah ada Mba Ari, Mas Faris, dan Mas Rois). Ya, dengan motif solider untuk anak-anak SCOUD dan sanggaku yang mereka semuanya jalan, aku pun harus jalan juga. Gak enak kalau aku cuma enak-enakan aja. Yah, akhirnya kita jalan terus cukup jauh, padahal di perjalanan aku berharap bakal bertemu sama temen-temen yang lain, tapi sepertinya mereka sudah jauh. Oh iya, kemarin aku masuk kubangan lho, sepatu sebelah kananku basah, rok ku bagian bawah juga. Haha, yaya, gak asyik klo gak kayak gitu mungkin. Ya, dan akhirnya aku sampai di tenda, dan pergi ke masjid buat shalat isya sendirian. Gelap, dingin lagi, tapi bukan Hanik kalau gak berani.

KB hari kedua, Minggu, 24 Juni 2012
Pagi-pagi aku bangun sekitar jam 03.00 untuk shalat tahajud ke masjid seorang diri. Setelah itu sekitar jam 04.40 an aku bangunin anggota sanggaku buat shalat subuh, banyak yang malah tidur lagi, dingin banget sih emang pagi itu. Eh, lucunya kata Novita malamnya si Arba ngigo dan teriaknya manggil namaku, haha gokil. Acara yang paling aku inget hari itu adalah Bolang. “Bocah Ilang” haha, yak arena sanggaku sepertinya salah masuk kloter deh, soalnya dari pos 1 sampek 2 sanggaku gak di panggil nama sangganya. Yaudah lah, yang penting gak ilang beneran. Wehehehe.. Sampai akhirnya kita sampai di pos terakhir “pos pesan berantai” tentang morse dan semaphore. Dan aku dapat tugas di tengah, nerima pesan morse dengan peluit lalu di transale ke semaphore. Hore, aku bisa. Seneng banget rasanya, gatau kenapa Kemah Besar ini begitu berarti.
Malamnya, ada acara FKR dan Polah Raga. Sebelumnya kita SCOUD kumpul di lapangan buat bahas persiapannya. Waktu itu, Isna, aku, Cicin, Gita, dan Fazza tidur di lapangan pakai matrasku. Kita tiduran liat-liat atas, ngelihatin bintang-bintang yang sangat indah, serius indah banget waktu itu. Dan setelah gak sengaja kita yang tiduran tadi liat bintang jatuh, serius itu baru pertama kalinya buat aku liat bintang jatuh. SubhanaAllah, bagus banget. Dan selamat ya buat Ika dan Seno, semoga kalian baikan terus, aku seneng kalau keluarga SCOUD bahagia selamanya, gak ada yang punya masalah. Selanjutnya acara pertama malam itu adalah Polah Raga, awalnya kelas kita gak mau ngajuin, yaudahlah gausah, eh akhirnya serba dadakan aku dan Nico yang makilin kelas kita, gak enak kalau hanya kelasku yang gak maju, yowes serba dadakan dan asal-asalan jawab setauku aja, malu banget malam itu, yaudah gapapa buat SCOUD apa sih yang gak aku relain, dan katanya Polah Raga kita juara 3 lho.. :P. Terus selanjutnya FKR, menurutku kelasku bagus banget lho, menurutku, dan aku dan beberapa anak yakin kalau SCOUD bakal menang, eh tapi nyatanya gak, mungkin kbnyakan ngritik, yaudah gak papa yang penting kita udah berikan yang terbaik.
Ehm, tiba2 ada temenku, si Brian yang bilang “Hanik di cari Mba-Mba DA”, dan beberapa  anak SCOUD yang bilang “Hanik semangat ya”. Dan aku gatau ada apa, padahal aku pengen banget lihat acara FKR itu. Ya, L Aku di suruh ke tenda komando Fatahillah dan di sana aku adalah orang pertama yang memasuki tenda itu malam itu, sepi, gelap, dan bingung mau ngapain. Dan cukup lama, ada si Adisti yang masuk untung deh, ada temen buat cerita. Sesaat aku lihat ada Ella, Keke dkk. Banyak yang bilang mesti ini bakalan jadi DA dan blablabla. Tapi aku malah tidur wae ngantuk dan saat itu aku lagi sakit dan kita emang di suruh tidur sama kakak-kakak DA nya. Dan tiba-tiba aku tersedak hidungku penuh oksigen dan sakit banget tiba-tiba perutku, tapi aku diam aja, duduk dan terus berdoa aku harus terlihat kuat, aku gamau ngrepotin orang lain, dan aku gak pengen ada yang tau aku lagi sakit waktu itu. Dan setelah itu namaku di panggil. Kalau gak salah aku dapat kloter 4 dengan Ana, Dian, Rio, dan Arbi. Kita diberi 1 lilin untuk menemani perjalanan. Tapi sebelumnya waktu itu kloterku banyak yang belum memakai baju pramuka, jadi kita izin ganti baju dulu, dan aku juga izin minum obat, haha efek dua hari lupa minum obat. Oke, akhirnya kita jalan. Eh setelah kloternya mba Azka tentang kepemimpinan, kita lupa ga tanya arah ke mana. Dan kita kesasar cukup jauh, udah 1 km  lebih mungkin, dan untungnya sms mba Lindi dan di suruh balik lagi. Ya, seperti itulah malam itu.

Hari terakhir, Senin 25 Juni 2012
Acara yang paling aku ingat hanya penutupan acara. Ya, ada pelantikan DA sih waktu itu. Dan aku barisan terbelakang nan terpojok juga, hahaa. Tak apa, tak selamanya terbelakang itu terburuk. (Eh, ngomong apa to :P). Dan senangnya aku hari itu aku akan nyampai rumah, dan aku bisa istirahat, kasihan tubuh ini yang selalu aku paksain beberapa hari ini, dari ngelembur buat OPSI sampek acara KB ini selesai. Dan setelah nyampek rumah, aku gak mandi, langsung tepar di deket TV rumah, kegiatanku cuma tidur, katanya orang rumah mukaku jelek banget, lemes, dll. Dan malamnya aku dipijetin, makasih ya kakakku yang baik hati , dan udah mau buatin susu special, wekeke J :-*
Makasih ya buat orang-orang yang nemenin perjalanan panjangku. Makasih banyak. I love you guys :P

Kisah dan Kenangan

Hari ini ia pergi
Membawa pesan dari ilahi
Apakah sahabat telah mati?

Tidak! Hanya tikus yang mati
Mereka telah teracuni
Jagung hijau milik petani

Menggenggam janji
Seperti menggenggam mawar berduri
Apakah kau tahu arti sahabat sejati?

Sahabat bak burung merpati
Selalu bersama dalam keluarga inti
Selalu berbagi saat jagung berlari
Meskipun dia pergi, kelak pasti kembali

Perpisahan bukanlah akhir
Perpisahan bukan kehilangan
Hanya batas tipis antara kisah dan kenangan

Seminar dan Mabit Divisi HO KHARISMA XXVI
A.   Tujuan Umum                        :
-          Mempersiapkan personil atau pemimpin dengan matang untuk menunaikan tugas-tugas aktivitas, studi, dan dialog satu sisi, serta mampu melihat berbagai sampel ideal yang dicontohkan oleh tutor yang membimbing kajian forum seminar.
B.    Tujuan / Target Khusus      :
-          Menciptakan kecakapan untuk mengemban tugas dakwah
-          Memberikan pelatihan untuk merealisir berbagai konsep yang diaktualisasi melalui forum seminar
-          Menyiapkan kajian dan riset ilmiah dalam berbagai bidang aktivitas Islam dengan menghadirkan berbagai perangkatnya, sekaligus mengenal metodologi dan tujuannya.
C.    Waktu Penyelenggaraan      :
-          22 Januari 2012 (15.00 WIB) – 23 Januari 2013 (10.00 WIB)
D.   Tempat Penyelenggaraan     :
-          Ruang MultiMedia SMA Negeri 2 Yogyakarta
E.    Peserta Seminar                   :
-          Pengurus KHARISMA XXVI didampingi pihak sekolah
F.    Tema                                       :
-          Manajemen Organisasi. -> yang dikaji lebih ke kepemimpinan
-          (alasan pemillihan tema : sesuai dengan tujuan umum, seminar pertama, manajemen organisasi sangat penting untuk kemajuan dakwah atau organisasi ke depannya)
G.    Kisi-kisi Pembahasan                        :
-          Apa itu kepemimpinan
-          Ciri-ciri pemimpin yang seutuhnya
-          Kompetensi yang harus dimiliki
-          Cara mencapai
-          Cara memulai untuk jadi leader sejati
H.   Lembar Evaluasi                    :
-          Evaluasi kepada peserta
-          Masukan secara tertulis
1.     Usulan seminar yang lain dan tema untuk selanjutnya
2.    Usulan tempat
3.    Evaluasi umum akan berjalannya acara
I.    Acara                                      :
1.     Pembukaan
2.    Tilawah
3.    Sambutan (sekolah, rois’am, ketua panitia)
4.    Pembacaan Biodata Pembicara
5.    Diskusi forum seminar inti
6.    Sesi tanya jawab
7.    Shalat Maghrib + makan malam + Shalat Isya
8.    Nonton Film
9.    Sharing-sharing
10.  Penutupan
J.    Rangkuman Materi                :
-          Setiap kamu adalah pemimpin dan setiap kamu akan dimintai pertanggungjawaban tentang yang diperbuat
-          Pemerintah adalah pemimpin dan bertanggungjawab terhadap rakyatnya.
-          Lelaki adalah pemimpin dan bertanggungjawab terhadap keluarganya
-          Wanita adalah pemimpin dalam rumah suaminya dan bertanggungjawab terhadap yang dipimpinnya (suami, anak)
-          Pembantu adalah pemimpin dalam menjaga harta majikannya dan bertanggungjawab terhadap yang dipimpinnya.
-          Pemimpin adalah orang yang memiliki pengaruh dalam mengarahkan organisasi dan anggotanya untuk mencapai tujuan
-          Kepemimpinan adalah suatu kemampuan untuk mengatur organisasi dalam usahanya mencapai tujuan organisasi
-          Mengkomunikasikan kepada orang lain nilai dan potensi maka mereka bisa melihat hal itu dalam diri mereka.
-          Kepemimpinan adalah seni untuk memberdayakan.
-          Leadership / kepemimpinan :
§  Para pemimpin adalah orang-orang yang melakukan hal-hal benar
§  Kepemimpinan berurusan dengan upaya untuk menghadapi perubahan
§  Kepemimpinan punya nuansa kinestatik, ada gerakan di situ
§  Para pemimpin peduli terhadap apa makna berbagai hal bagi orang-orangnya
§  Pemimpin adalah arsitek.
§  Pemimpin berfokus pada penciptaan visi bersama.
-          Manajemen          :
§  Para menajer adalah orang-orang yang melakukan hal dengan benar
-          Boss          -> mendominasi atau memanajer
Pemimpin -> creator of growing and devel
-          Gaya kepemimpinan        :
o   Tell (memberitahu)
o   Coaching (melatih)
o   Supporting (memberi dukungan)
o   Delegating (mendelegasikan tanggungjawab)
-          Planning -> ide
o   Merencanakan atau merancang kegiatan
o   Bentuk : Brand Storming atau sharing antar anggota dan rapat-rapat panitia inti
-          Hasil         :
o   Latar belakang kegiatan, tujuan, target, sasaran
o   Data dan informasi yang memadai
o   Draft proposal kegiatan
o   Terbentuk panitia inti
-          Kesenjangan Persepsi
o   Dalam keadaan stress
o   Pengaruh alam bawah sadar
o   Komunikasi yang tidak baik

Ketua Panitia : M. Arif Fadhilah
Wakil              : Ikhwan Arbi
Sekretaris      : Hanik Pratiwi (admin blog)